Kans Calon Wakil Walikota dan Dinamika Pilkada 2024 Balikpapan, Munculkan Kotak Kosong?
PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kota Balikpapan semakin menarik perhatian, khususnya dengan munculnya nama Muhammad Isnaeni, seorang tokoh muda non-partai yang digadang-gadang akan maju mendampingi petahana, Rahmad Mas'ud.
Sebagai salah satu figur yang memiliki potensi besar, Isnaeni menjawab diplomatis saat dikonfirmasi mengenai kabar tersebut, "Kita siap menerima perintah," katanya ketika dihubungi, Jum'at 16/8/2024).
Pada tahap awal pendaftaran bakal calon, yang dijadwalkan pada 27-29 Agustus, Rahmad Mas’ud telah berhasil mengantongi dukungan dari tiga partai politik besar, yaitu Golkar (16 kursi), Nasdem (7 kursi), dan PKB (4 kursi). Dengan total 27 kursi, jumlah tersebut telah melampaui syarat minimal 9 kursi untuk mencalonkan diri dalam Pilkada Balikpapan.
Gerindra, dengan 6 kursi di parlemen, menjadi partai yang sangat menentukan dalam peta politik Pilkada Balikpapan. Jika Gerindra bergabung dengan Rahmad Mas'ud, koalisi ini akan semakin kuat dan diprediksi akan berhadapan dengan kotak kosong. Namun, apakah Gerindra akan bergabung atau memilih untuk menjadi pemimpin koalisi yang berbeda?
Apabila Gerindra memutuskan untuk bergabung dengan Rahmad Mas'ud, Pilkada Balikpapan bisa jadi menghadapi skenario kotak kosong. Ini adalah situasi di mana kandidat petahana tidak memiliki pesaing, sehingga kemenangan bisa diraih dengan mudah. Namun, situasi ini bisa menjadi pedang bermata dua, karena akan muncul persepsi bahwa demokrasi tidak berjalan dengan sehat.
Walakin, jika Gerindra memutuskan untuk membentuk koalisi baru bersama PKS (3 kursi), Hanura (2 kursi), dan PPP (2 kursi), maka situasi akan menjadi lebih dinamis. Skema tersebut memungkinkan koalisi ini berpeluang untuk mengusung kandidat alternatif. Dalam skenario ini, Bagus Susetyo, kader Partai Gerindra, mungkin saja menjadi nama yang mencuat sebagai calon potensial dimana ia sejak awal memang sudah ditugaskan DPP partai untuk bertarung di Balikpapan.
Kemunculan Muhammad Isnaeni
Muhammad Isnaeni adalah sosok muda dan enerjik yang mencuat di tengah dinamika politik Balikpapan. Meski belum banyak dikenal di kancah politik nasional, ia memiliki rekam jejak yang cukup baik di daerahnya.
Pengalamannya dalam berbagai organisasi kepemudaan dan kedekatannya dengan masyarakat menjadikannya sosok yang dianggap mampu mendampingi Rahmad Mas'ud dalam Pilkada 2024.
Sebagai putra asli Kalimantan Timur, Isnaeni dikenal sebagai figur yang dekat dengan masyarakat dan memiliki pengalaman leadership sehingga dengan bekal itu ia dinilai memiliki kapasitas transformatif dalam membantu mengurai permasalahan di Kota Balikpapan.
Kehadiran penggerak inisiatif sosial yang juga alumni Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan dalam Pilkada 2024 ini bisa menjadi angin segar yang membawa perubahan, terutama jika ia mampu menarik dukungan dari kaum muda dan kelompok masyarakat yang selama ini merasa kurang terwakili.
Di sisi lain, jika skenario head to head terjadi antara Rahmad Mas'ud dan Bagus Susetyo, saya ingin katakan Pilkada Balikpapan akan menjadi salah satu kontestasi politik paling menarik di Indonesia. Dalam situasi seperti ini, pemilihan calon wakil wali kota menjadi sangat krusial. Kedua kandidat harus memastikan bahwa pasangan mereka mampu mendongkrak citra dan elektabilitas masing-masing.
Dalam pertarungan ini, nama Muhammad Isnaeni sebagai bakal calon wakil wali kota bisa mengambil peran determinan. Kemampuan Isnaeni untuk menarik suara dari berbagai lapisan masyarakat, terutama kaum muda, akan sangat menentukan hasil akhir dari Pilkada ini. Apakah ia akan menjadi pilihan Rahmad Mas'ud atau malah dilirik oleh Bagus Susetyo?
Preferensi Rahmad Mas'ud
Informasi yang saya kantongi, meski belum dikonfirmasi lebih lanjut, kabarnya, Rahmad Mas'ud menginginkan pendamping dari kalangan agamawan atau birokrat. Tampaknya ini adalah langkah strategis Rahmad untuk memperkuat citranya sebagai pemimpin yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai moral dan tata kelola pemerintahan yang baik.
Di sisi lain, Rahmad juga memberikan keleluasaan kepada Gerindra untuk menentukan wakilnya apabila partai ini bergabung dalam koalisinya. Ini menunjukkan bahwa Rahmad Mas'ud terbuka terhadap berbagai kemungkinan dan siap beradaptasi dengan dinamika politik yang ada.
Tapi, apakah Gerindra akan tergoda dengan tawaran Rahmad Mas'ud itu? Jika Gerindra menerima tawaran tersebut, maka koalisi ini akan semakin solid dan hampir pasti memenangkan Pilkada. Namun, jika Gerindra memilih untuk bergerak sendiri, maka kita akan melihat persaingan yang lebih ketat dan dinamis.
Pilihan lain yang masih terbuka adalah Gerindra mengambil langkah berani dengan memimpin koalisi baru. Jika ini terjadi, kita akan melihat pertarungan yang lebih adil dan sehat, tanpa ancaman kotak kosong. Ini akan menjadi ujian bagi demokrasi di Kota Balikpapan, apakah mampu menghasilkan pemimpin yang benar-benar dipilih oleh rakyat.
Pada akhirnya, dinamika politik di Balikpapan menjelang Pilkada 2024 semakin menarik untuk diikuti. Munculnya nama Muhammad Isnaeni sebagai calon potensial wakil wali kota menambah kompleksitas dan menarik perhatian. Apakah ia akan mendampingi Rahmad Mas'ud atau malah menjadi pilihan bagi koalisi yang dipimpin Gerindra?
Semua opsi masih terbuka, politik kita sangat cair dan dinamis. Mungkin akan ada kejutan, dan kita akan terus menantikan perkembangan berikutnya.[]
*) Anchal M. Said, penulis Intern Research Assistant di Progressive Studies & Empowerment Center (Prospect)