Festival Sungai Santan ke-III Siap Digelar, Gaungkan Harmoni dan Lingkungan
KALTIM.NEWS – Masyarakat di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Santan tengah menyambut dengan penuh antusias penyelenggaraan Festival Sungai Santan III, sebuah agenda budaya tahunan yang kini menjadi ikon kebudayaan masyarakat bantaran sungai.
Acara ini akan digelar selama empat hari, 27–30 November 2025, bertempat di Jl. Pelabuhan RT 5, Kampung Masjid, Santan Tengah, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Tahun ini menjadi momen istimewa karena festival diadakan bersamaan dengan peringatan 100 tahun Desa Santan, menjadikannya ajang refleksi sejarah, silaturahim besar, dan perayaan keberlanjutan tradisi leluhur.
Mengusung tema “Mengalirkan Tradisi, Menjaga Harmoni”, festival ini menghadirkan rangkaian kegiatan budaya, edukasi, dan olahraga tradisional yang menyatukan masyarakat Santan Hulu, Santan Tengah, dan Santan Hilir.
Ruang Budaya yang Hidup di Tepi Sungai
Festival Sungai Santan bukan hanya panggung kesenian, tetapi laboratorium sejarah hidup yang mengajak masyarakat untuk kembali menelusuri akar budaya sungai. Sejumlah agenda utama yang telah disiapkan panitia mencakup:
- Ziarah makam dan susur sungai
- Pameran foto dan benda pusaka
- Karnaval budaya dan penanaman pohon
- Pameran kuliner serta hasil bumi
- Pagelaran seni dan budaya
- Permainan tradisional
Di tengah dinamika zaman yang bergerak cepat, festival ini menghadirkan ruang bagi warga lintas generasi untuk bertemu, mengenang, belajar, dan menjaga identitas budaya. Sungai Santan yang selama ini menjadi poros kehidupan masyarakat kembali menjadi pusat perhatian dalam perspektif sejarah maupun lingkungan.
Lomba Dari TK hingga Dewasa
Sebagai acara tahunan yang inklusif, festival ini menyediakan berbagai lomba yang dapat diikuti masyarakat umum maupun pelajar. Untuk tingkat sekolah, terdapat:
- Mewarnai (TK/sederajat)
- Menggambar (SD/MI)
- Tari Budaya (SD, SMP, SMA)
- Baca Puisi (SMP–SMA)
- Teater Sejarah Santan (SMP–SMA)
Sementara untuk kategori umum, panitia menghadirkan:
- Memipil jagung
- Membuat tempat bertelur ayam
- Anyaman daun nipah
- Teater 100 Tahun Santan
- Tari kreasi budaya (Kutai dan Bugis)
- Mancing
Ragam lomba ini memperkaya festival sebagai ruang rekreasi, pembelajaran, dan pemulihan hubungan sosial di tengah masyarakat.
Sungai sebagai Nadi Kehidupan
Sungai Santan bukan hanya lanskap alam, tetapi urat nadi kehidupan masyarakat yang mendiami bantaran sungai. Sejak puluhan tahun lalu, sungai menjadi jalur transportasi, sumber air bersih, wilayah perikanan tradisional, serta tempat berlangsungnya ritual adat. Ia adalah ruang tumbuhnya peradaban yang memelihara harmoni alam dan manusia.
Namun, seperti sungai-sungai lain di Indonesia, Sungai Santan menghadapi ancaman pencemaran dan kerusakan ekologis akibat limbah, sedimentasi, dan tekanan aktivitas manusia. Festival Sungai Santan III membawa pesan kuat agar masyarakat bangkit menjaga kelestarian sungai sebagai aset masa depan.
Merawat sungai berarti merawat kehidupan. Ketika sungai rusak, maka hilang pula identitas daerah, mata pencaharian masyarakat, dan keseimbangan alam yang selama ini menjadi penopang kehidupan.
Seruan Kepedulian Lingkungan
Di tengah pagelaran budaya, panitia juga menjadwalkan kegiatan edukasi lingkungan, aksi bersih sungai, serta kampanye sadar lingkungan. Agenda ini bertujuan membangun kesadaran kolektif bahwa sungai adalah titipan antar-generasi yang harus dijaga bersama.
Melalui festival ini, masyarakat diajak memahami bahwa tradisi bukan hanya sesuatu yang dirayakan, tetapi harus dipelihara melalui tindakan nyata. Menjaga sungai dari pencemaran adalah bagian dari menjaga warisan budaya.
Selain itu, keberadaan festival ini menjadi kesempatan mengangkat potensi ekonomi kerakyatan, mendorong minat wisata, dan memperkenalkan kuliner, kerajinan, serta hasil bumi lokal kepada publik yang lebih luas.
Gelombang Harapan dari Santan
Gelaran Festival Sungai Santan III menjadi simbol bahwa masyarakat masih menjaga arah peradaban mereka sendiri untuk terus merawat alam, menguatkan kebudayaan, dan mempererat hubungan sosial. Ketika sungai tetap mengalir menghidupi manusia, budaya pun hidup mengalir bersamanya.
Semua informasi resmi kegiatan dapat diakses melalui kontak panitia di alamat email: festivalsungaisantan18@gmail.com
